Bahasa Yang Terancam Punah di Indonesia

Indonesia memiliki ratusan hingga ribuan bahasa daerah yang tersebar di berbagai wilayah. Beberapa bahasa-bahasa daerah di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir ini berada diambang kepunahan. Hal ini diakibatkan oleh dominannya suatu bahasa yang penuturnya lebih besar hingga menekan bahasa yang penuturnya lebih sedikit. Akibatnya penutur bahasa yang lebih sedikit lambat laun mulai meninggalkan bahasa ibunya, dan menggunakan bahasa yang dominan di wilayah mereka. Hal lain yang menjadi penyebab utama hampir punahnya bahasa daerah tersebut adalah bahasa Indonesia sendiri. Bahasa Indonesia, yang pada awalnya digunakan sebagai bahasa pengantar dan bahasa pemersatu berbagai suku di Indonesia, mulai mengancam mengancam keberadaan bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia.

Penggunaan Bahasa Indonesia di berbagai bidang kehidupan merupakan salah satu penyebab punahnya beberapa bahasa daerah di Indonesia. Dengan semakin mendominasinya bahasa Indonesia, yang digunakan dalam berbagai kegiatan, acara maupun media radio, televisi dan surat kabar menjadi ancaman tersendiri bagi bahasa-bahasa daerah di Indonesia ini.

Belakangan ini banyak sekali bahasa daerah mulai terancam punah, bahkan beberapa bisa dikatakan telah punah. Terancam punah ini berarti pengguna bahasa atau penutur bahasa tersebut jumlahnya sedikit. Berkisar antara 5-200 orang, diantaranya, adalah:
  • Bahasa Lom (Sumatera) hanya 50 penutur.
  • Bahasa Budong-budong ( Sulawesi ) hanya 70 penutur.
  • Bahasa Dampal ( Sulawesi Tengah ) hanya 90 penutur
  • Bahasa Bahonsuai ( Sulawesi Tengah ) hanya 200 penutur.
  • Bahasa Baras ( Sulawesi Tengah ) hanya 250 penutur.
  • Bahasa Lengilu (Kalimantan ) hanya 10 penutur.
  • Bahasa Punan Merah ( Kalimantan ) hanya 137 penutur.
  • Bahasa Kareho Uheng ( Kalimantan ) hanya 200 penutur.
  • Bahasa Hukumina ( Maluku ) hanya 1 penutur.
  • Bahasa Kayeli ( Maluku ) hanya 3 penutur.
  • Bahasa Nakaela ( Maluku ) hanya 5 penutur.
  • Bahasa Hoti ( Maluku ) hanya 10 penutur.
  • Bahasa Hulung ( Maluku ) hanya 10 penutur.
  • Bahasa Kamarian ( Maluku ) hanya 10 penutur.
  • Bahasa Salas ( Maluku ) hanya 50 penutur.
  • Bahasa Mapia ( Papua ) hanya 1 penutur.
  • Bahasa Tandia ( Papua ) hanya 2 penutur.
  • Bahasa Bonerif ( Papua ) hanya 4 penutur.
  • Bahasa Saponi ( Papua ) hanya 10 penutur.
  • Bahasa Sikka ( NTT ) < 500 penutur.

Bahasa daerah adalah salah satu budaya bangsa yang perlu dilestarikan melalui berbagai cara. Tetapi belakangan ini penggunanya semakin hari semakin berkurang. Menurut beberapa ahli, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
  • dominasi bahasa Indonesia
  • dominasi bahasa daerah lain di wilayah mereka
  • penggunaan bahasa daerah yang jarang
  • lebih suka menggunakan bahasa daerah lain yang lebih dominan
  • merasa gengsi atau malu menggunakan bahasa daerahnya sendiri
Oleh karena itu perlu melestarikan budaya bangsa sebagai wujud nasionalisme dan cinta Tanah Air yaitu melalui penggunaan bahasa daerah.

Dengan banyaknya cara pelestarian budaya berbahasa daerah, salah satunya melalui pendidikan formal, membuat kami berusaha untuk mencari beberapa gagasan yang dapat membantu pelestarian yaitu diantaranya melalui kegiatan seperti pembentukan komunitas dengan penggunaan bahasa daerah sebagai sarana pelaksana dan sosialisasi sebagai penjelas dari pembentukan komunitas ini.
More...

Bahasa Lekon

Bahasa Lekon, merupakan bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa Lekon, yang mendiami pulau Simalur yang berada di lepas pantai sebelah barat provinsi Aceh.

Bahasa Lekon masih berkerabat dengan bahasa-bahasa lain yang ada di pulau Simalur, seperti bahasa Devayan, Sigulai, Haloban dan Nias.

Berikut beberapa perbendaharaan bahasa Lekon.

Kata Tanya:
  • ? = apa
  • anèa = siapa
  • ? = kenapa
  • ? = bagaimana
  • omayro'i = di mana
  • may'o = ke mana
  • otain'o = dari mana

Kata Ganti:
  • a'o = saya
  •  = kau
  •  = kamu
  •  = dia
  •  = mereka
  •  = kami
  •  = kita

Bilangan:
  • sao = satu
  • dufo = dua
  • telufo = tiga
  • atao = empat
  • limafo = lima
  • nemafo = enam
  • itufo = tujuh
  • salapan = delapan
  • sambilan = sembilan
  • sapuluh = sepuluh
  • baan = sepuluh

Keterangan Waktu:
  • ancinu = tadi

Keterangan Tempat:
  • erè = itu

Lain-lain:
  • meita = mau
  • daifa' = jangan
  • bahè = belum
  • lakho' = lobster (udang)
  • nah'an = papan
  • ué' = air
  • kuyuk = telinga
  • kumi = kumis
  • embem = cambang/ Jambang
  • atafo = empat
  • andut = lampu
  • metai = 
  • mekiek = 
  • o’ol = hujan
  • ahut = jahit

Contoh Kalimat:
  • anè‘a kahanmo ? = siapa namamu ?
  • anè‘a kahannè ? = siapa namanya ?
  • ara khasamo? = lagi apa ?
  • alèria akhajap = kemari sebentar
  • dé’ô isin Sinabang = saya orang Sinabang
  • ungaya ngamay si Markus ? = mana si Markus ?
  • umayy‘o? = ke mana ?
  • mèisyè = ke sana
  • bahè akhô’ amè bebalé’ ? = belum balik juga ?
  • Mukhuitô bonnol sakajap! = petik kelapa sebentar!
  • ngang o mangan? ngang – bahè = sudah makan? sudah – belum
  • ngang o rumè’? = sudah mandi ?

  • baik ya tunga! = tunggu dulu!nga hè ué’? = masih ada air ?
  • mèita mantoy! = ayo mancing
  • utaino o = darimana Kamu?
  • umayo o = kemana Kamu?

More...

Bahasa Batak Angkola

Bahasa Batak Angkola, adalah merupakan rumpun bahasa Batak, yang diucapkan di daerah Angkola di kabupaten Tapanuli Selatan provinsi Sumatra Utara. Bahasa Batak Angkola ini mirip dengan bahasa Batak Toba dan bahasa Batak Mandailing dan bahasa Natal. Bahasa ini memiliki intonasi yang lebih lembut dari pada bahasa Batak Toba.

Bahasa Batak Angkola diucapkan meliputi daerah Padangsidempuan, Batang Toru, Sipirok, dan seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan.


Klasifikasi: Austronesia
Kerabat terdekat: Toba, Mandailing, Simalungun


perbendaharaan bahasa Batak Angkola: 
  • abit = kain sarung 
  • aek = air 
  • alak = orang 
  • alak na jaji = orang awam 
  • amangboru = suami namboru 
  • amanta = ayah 
  • ambaen = guna 
  • ambeng = kambing 
  • anak boru = pihak ketiga (barisan menantu) dalam sistem masyarakat dalian na tolu 
  • andirang = dahulu kala 
  • andor = tali 
  • anduhur = menjulur 
  • anggi = adik 
  • ari = hari 
  • arirang = hutan 
  • asa = supaya 
  • babiat = harimau 
  • bagas = rumah 
  • bagas godang = istana raja 
  • balati = belati 
  • bargot = aren 
  • baringin = pohon yang kuat, banyak daun/rimbun, tempat berteduh 
  • baso = sopan 
  • batang aek = sungai 
  • bayo = lelaki dewasa 
  • bege = dengar 
  • bisuk = bijak 
  • boban somba = barang antaran 
  • bodil pangoncot = jaminan 
  • bolak = luas 
  • bosi = besi 
  • bouk = saudara perempuan Ayah 
  • bujing-bujing = anak gadis 
  • bulu = bambu 
  • bulung ujung = daun muda, pengantin baru 
  • bulungbulung = dedaunan 
  • burangir = daun sirih 
  • busaen = kerudung 
  • dalian na tolu = three pillars ; tungku yang tiga; sistem kekerabatan sosial orang Angkola-Mandailing, ditinjau berdasarkan hubungan darah dan perkawinan, terdiri atas mora, anak boru, dan kahanggi 
  • dangka = dahan 
  • dangol = sedih 
  • datu = dukun 
  • debata = Tuhan 
  • di = di 
  • diparorot = diasuh 
  • do = kata penegas 
  • dongan = teman 
  • dosik = suitan 
  • eda = ipar perempuan 
  • ende = lagu, nyanyian 
  • ende bue-bue = nyanyian seorang ibu sambil menimang anaknya agar tertidur 
  • ende mamuro = nyanyian seorang petani di dangau ketika menghalau burung-burung pipit yang memakan padi di sawahnya 
  • ende uro-uro = nyanyian seorang ayah kepada anaknya yang ditinggal mati oleh ibunya 
  • ginjang = panjang 
  • gombis = bernas 
  • gondang = gendang 
  • gora = usir 
  • gulo = gula 
  • habang = terbang 
  • hadengganan = kebaikan 
  • hadomuan = bermasyarakat 
  • hajahatan = kejahatan 
  • halili = elang 
  • hanaek = mulai naik 
  • hancit = sakit 
  • hanganguas = kehausan 
  • haroan = kedatangan 
  • hata = kata, bahasa 
  • hatoban = hamba sahaya 
  • hatobangon = pemuka adat 
  • horas = selamat 
  • horja = upacara adat 
  • huta = kampung 
  • i = itu 
  • iboto = saudara perempuan 
  • inang = ibu 
  • inanta = ibu 
  • incat = atas 
  • indahan tukkus = buah tangan berupa nasi beserta lauk-pauk-nya 
  • indora = dada 
  • ipon = gigi 
  • itik = bebek 
  • jagar-jagar = hiasan, gadis/pemuda 
  • jitu-jitu = hebat/perkasa 
  • jolo = depan 
  • jongjong = berdiri 
  • juljul = menonjol 
  • kahanggi = saudara semarga;pihak pertama dalam sistem masyarakat dalian na tolu 
  • kupiah = peci 
  • lagut = kumpul 
  • laklak = kulit kayu (alat tulis), naskah kuno, penerus marga 
  • lampis = lapis 
  • langit = langit 
  • ligi = lihat 
  • lima = lima 
  • lobi = lebih 
  • lombu = sapi 
  • lomok = lembut 
  • lopo = kedai kopi 
  • luat = wilayah 
  • ma = lah 
  • madingin = sejuk 
  • magulang = terguling 
  • makkatai = lihat makkobar 
  • makkobar = berbicara dalam tutur sapa yang sangat khusus dan unik, antara barisan yang terdapat dalam dalian na tolu 
  • malamun = masak, matang 
  • malo-malo = pandai-pandai 
  • mamboto = mengetahui 
  • mamungka huta = membuka pemukiman baru 
  • mandalani = menjalani 
  • mandok = mengatakan 
  • mangajari = mengajari 
  • mangambe = mengayun 
  • mangandung = meratap 
  • mangarabar = membuat makanan ringan rujak dari buah gala-gala, 
  • manggore = nangka ataupun pisang mudamendulang emas 
  • mangolu = hidup 
  • mangompang = membentang 
  • mangubar = mengejar 
  • manjarar = merayap 
  • manorjak = menerjang 
  • manuk = ayam 
  • manuturi = menasihati 
  • maradongkon = mengadakan 
  • mardalan-dalan = jalan –jalan 
  • marga = klan, keturunan dari nenek moyang yang sama 
  • margulu = berlumpur 
  • marhauma = bercocok tanam palawija atau padi di ladang 
  • markancit = menderita/susah 
  • markuik = suara elang 
  • marmayang = tumbuhan, tandan, tempat bakal buah 
  • marsigonggoman = saling menggenggam 
  • martorop = kayu 
  • marurat sawi = berurat sawi (akar, tidak kokoh, berakar pendek). 
  • mate = mati 
  • matipul = patah 
  • matobang = tua 
  • milasna = panasnya 
  • mora = pihak kedua (barisan mertua) dalam sistem masyarakat dalian na tolu 
  • mosa-hosa = terengah-engah 
  • muda = apabila 
  • mulak = pulang 
  • muse = lagi 
  • na = yang 
  • na mora-mora = bangsawan 
  • na toras-toras = pemuka masyarakat 
  • namboru = saudara perempuan Ayah 
  • nantulang = istri tulang 
  • ngiro = air nira 
  • ni = yang 
  • nian = nian 
  • olong = kasih sayang 
  • ombun = embun 
  • ompu = kakek, nenek, dewa 
  • onom = enam 
  • opat = empat 
  • orbo = kerbau 
  • ordang = kayu yang diruncingkan 
  • orus = kurang 
  • pahompu = cucu 
  • pamun = pamitan 
  • pande = pandai 
  • pangitua = orang yang kompeten dalam menyelenggarakan adat 
  • panompa = tukang 
  • panusunan bulung = pemuda yang akan dikawinkan 
  • paralok alok = peserta musyawarah adat yang turut hadir 
  • parlekluk = berbalik 
  • parlupa = pelupa 
  • parompa sadun = jenis ulos yang tebal, tidak luntur, penuh dengan manik-manik, dan biasanya dikeluarkan hanya pada pesta adat 
  • parumaen = menantu perempuan 
  • pasu-pasu = ucapan sakti 
  • pe = juga 
  • pengpeng = tangkas 
  • pinakna = anak-beranak 
  • pisangraut = undangan 
  • piso balati = pisau belati 
  • podang = pedang 
  • pohom-pohom = alim/pintar 
  • poken = pekan (pasar) 
  • pora = kering 
  • posobulung = pemuda 
  • poso-poso = pemuda 
  • pudi = belakang 
  • rade = diterima 
  • rap = sama 
  • rasa = racun 
  • ripe = pasangan suami-istri 
  • rotopane = ukiran kayu pengiring mayat 
  • saama-saina = seayah-seibu 
  • saba = sawah 
  • saba bolak = sawah yang luas 
  • sabagas = serumah 
  • sada = satu 
  • sahala = berkarisma 
  • sai = semoga 
  • sambe = menjelang 
  • sambilan = sembilan 
  • sampagul = menyatu 
  • saompu = satu kakek 
  • saompu parsadaan = satu kakek bersama 
  • saraor = celana 
  • sasadari = seharian 
  • saudon = seperiuk 
  • saurmatua = bahagia ;sehat, bugar, lincah, meskipun sudah berumur/uzur 
  • sere = emas 
  • siadosan = pasangan hidup, suami/istri 
  • siamun = kanan 
  • sian = dari 
  • sidumadangari = matahari 
  • silua = oleh-oleh 
  • siluluton = duka cita 
  • simanare = yang menadah; berasal dari kata tare 
  • simangido = tangan 
  • simanyolong = mata 
  • sioban = pembawa 
  • sioloi = penurut 
  • sirambe bulung = gadis yang akan kawin 
  • sirang = cerai 
  • siriaon = suka cita 
  • so = agar 
  • soma = biasa 
  • sonang = senang 
  • songgop = hinggap (berhenti pada suatu tempat) 
  • songon = seperti 
  • sopo godang = balai sidang adat 
  • suadamara = terhindar orang yang punya pesta 
  • sude = semua 
  • suhat-suhat = alat untuk mengukur, sukatan 
  • suhi = sudut 
  • suhut = orang yang punya kerja 
  • tae = datar, biasa, lapang 
  • tamba = tambah 
  • tanaon = kemiri 
  • tangi = dengar 
  • tangkang = aktif/agresif 
  • tano = tanah 
  • tare = tadah 
  • tarombo = silsilah keturunan 
  • tarsilpuk = terkilir atau patah tulang 
  • teas = kematian 
  • tenju = tinju 
  • tigor = lurus 
  • tikkos = lurus/jujur/mantap/tetap 
  • tobat = kolam ikan 
  • togu = erat 
  • tolu = tiga 
  • tondi = badan, roh, darah, semangat 
  • tong = kata penghalus 
  • tonga = tengah 
  • tor = bukit kecil 
  • torbing balok = kampung sebelah 
  • torkis = sehat 
  • toru = bawah 
  • tu = ke 
  • tulang = saudara ibu laki-laki 
  • ualu = delapan 
  • udak = paman, saudara laki-laki Ayah 
  • udon = belanga 
  • ulang = jangan 
  • ulos = kain tenun khas Batak 
  • urang = kurang 
  • urgit = genit 

More...

Bahasa Mori Toroda, Sulawesi Tengah

(kamus indonesia - mori)

Suku Mori, adalah penduduk asli kabupaten Morowali di provinsi Sulawesi Tengah. Suku Mori berbicara dalam bahasa Mori. Bahasa Mori sendiri terdiri dari 8 dialek, yang diucapkan oleh 8 sub-suku Mori, yaitu:
  • Mori Toroda
  • Mori Tomoiki
  • Mori Molongkuni
  • Mori Karunsie
  • Mori Towatu
  • Mori Mobahono
  • Mori Uluowoi
  • Mori Topadoe

Klasifikasi: Austro-Asiatic; Mon-Khmer; Moric; Mori

Perbendaharaan kata bahasa Mori Toroda:
  • apa = hapa 
  • ambil = alao
  • asam = mo’olo
  • anjing = dahu
  • air = owoi
  • ada = hinao
  • ayam = manu
  • ayo = aiwa 
  • begini = kanandio
  • bersama = meronga
  • bilang = pauo
  • burung = manu-manu
  • becek = epe
  • beras = inisa
  • busuk = mewo
  • banyak = hadio
  • belajar = mepaguru
  • bangun = mewangu
  • bosan = teosa
  • berat = mobea
  • baju = lemba
  • bagus = tekosi
  • bakar = tunuo
  • belum = napi
  • benar = mente
  • basa = mobaho
  • babi = boe
  • bagi = tiao
  • besar = langkai
  • ba larut = melura
  • bulu = wulu
  • bodo = mehali 
  • botol = pido
  • bocor = telompa
  • batu = watu
  • baca = basa/membaca (mo’basa)
  • buku = wunta
  • berisik = mohohoi
  • cuci muka = merou
  • cerek = takea
  • cari = ungkeo
  • celana = saluara
  • cacing = ule-ule
  • cerita = sarita
  • cermin = tami
  • cepat = teala 
  • daging = bau
  • darah = rea
  • durian = luria
  • daun = lewe
  • dokter = dotoro
  • duri = luri
  • di mana = i’sua
  • diambil = i’nala
  • ditaruh = ni’na
  • di samping = horino
  • duluan = se’elu
  • dia = onae
  • di dalam = i‘larono
  • ember = embere
  • foto = pata
  • gatal = mokokato
  • gambar = gambara
  • gunamu = tudumu
  • garam = ohia
  • gula = gola
  • gelas = tonde
  • gelap = wongi-wongi
  • gampang = moruana
  • gigi = ngisi
  • gitar = kulele
  • gali = mongkeke
  • habis = pingko
  • haus = mokoranga
  • hamil = mentia
  • halus = molori
  • hitam = moito
  • hati = ate
  • hidung = enge
  • hangus = moai
  • hujan = usa
  • ikut = metonda
  • ikan = bou
  • injak = landao
  • isap = oso’o 
  • ijuk = kambuka
  • ikat = ongo’o
  • ingin = mingki /saya ingin (mingkiaku)
  • jilat = sileio
  • jalan = sala
  • jembatan = gambata
  • jauh = olai
  • jelek = mosao
  • jarum = seu
  • jemur = wera /menjemur (mo wera)
  • jinak = monea
  • jatuh = tedonta
  • jawab = sangkio
  • jari = nggamo
  • jangan = osi’i
  • jemput = totowoko
  • jam = langku
  • kotor = merege
  • kambing = bembe
  • kayu = keu
  • kennyang = mowohi
  • kuning = mongkuni
  • keras = mote
  • kuat = mokora
  • kalaw = tewala
  • kursi = kadera
  • kerja = moangga
  • kurus = morungku
  • kecil = ontidi
  • kasar = kasara
  • kau = umue
  • kelapa = benu
  • kucing = ngeo
  • kunya = ngaio
  • kasi akan = wainto
  • kaki = karu
  • kepala = benu
  • kacang = sanggore
  • keluar = meluarako
  • kakek = ama
  • kura-kura = larea
  • kunci = ngeo
  • karet = geta
  • luas = malua
  • lama = mosae
  • laki-laki = tama
  • luka = mobela
  • lagi = mbou
  • lempar = vuno
  • lapar = mokoninggo
  • lepas = tola
  • larang = onto 
  • saya larang kau = akuontoko
  • lari = molai
  • lobang = lowo
  • lampu = hulu
  • laku = teala
  • makan = mongka
  • meja = meda
  • mangga = taipa
  • monyet = bange
  • minum = moinu
  • marah = tekuda
  • motor = motoro
  • mobil = oto
  • murah = moruana
  • mencari = moungke
  • mahal = motungko
  • malas = molose
  • malam = wongi
  • memasak = monahu
  • masuk = mewinso
  • merah = motaha
  • mencuri = monako
  • mengajar = mompaguru
  • menangis = mengese
  • malu = mongkokoanu
  • melompat = melonso
  • nasi = kina
  • nakal = pansilara
  • nomor = nomoro
  • nanti = teingka
  • nama = ne’e/namaku (ne’eku)
  • nenek = ine
  • orang = mia
  • obat = pakuli
  • pagar = wala
  • perempuan = beine
  • panas = mokula
  • pusing = mokolili
  • pata = tepudu
  • pagi = mo’oru
  • pondok = laika
  • putih = mopute
  • pulang = mekule
  • pergi = lako
  • paku = paso
  • piring = sempe
  • pacul = bingku
  • pacar = dangke
  • panu = pilangga
  • parang = owu
  • pisau = piso
  • pantat = puri
  • papan = dopi
  • pisang = punti
  • pepaya = lokokadu
  • pasir = one
  • pintu = tondo
  • potong = poleo
  • pegang = kenio
  • perut = kompo
  • rumah = raha
  • rakus = modoko
  • robek = teberi
  • rokok = sinoso
  • rugi = marugi
  • racun = rasu
  • rajin = mokua
  • rambut = wu
  • rumput = rowa
  • rica = lada
  • remas = pisio
  • rusak = masola
  • ramai = maroa
  • rindu = tekewoi
  • susah = masusa
  • sakit = mahaki
  • sabar = sabara
  • sekarang = kanandio
  • senang = sana
  • selalu = wela
  • sendok = siru
  • senjata = pana
  • suka = behe
  • saya = ungkue
  • sepatu = sapatu
  • sendal = sandala
  • sayur = inahu
  • sabun = sabo
  • singga = tetoro
  • tidur = moturi
  • tukar = tukarao
  • taruh = naao
  • tekan = tindisi
  • terbalik = tewalite
  • takut = doito
  • terang = mevine
  • terjatuh = tedonta
  • tertabrak = terumpa
  • telur = sului
  • telan = teleo
  • tajam = montaso
  • tugas = tugasi
  • tidak = nahi
  • tikus = tehu
  • tanah = wita
  • tarik = diio
  • uang = doi
  • ular = ule
  • ubi = uvi
  • udang = ura
  • untung = untu
  • untuk = pombio

sumber:
More...

Bahasa Mori, Sulawesi Tengah

Bahasa Mori, adalah salah satu bahasa yang diucapkan oleh suku Mori di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.

Klasifikasi: Austronesian, Malayo-Polynesian, Celebic, Eastern, Southeastern, Bungku-Tolaki, Western, Interior

Dialek: Impo, Molio’a, Molongkuni, Tambee (Ajo, South Mori, Tambee, Zuid-Mori), Ulu Uwoi.

perbendaharaan kata:
  • bɒh = dingin
  •  bɒm = kusam, tumpul
  •  bɜ = garam
  •  bi = laut
  •  boing = berenang
  •  ca = angin
  •  cah = belakang
  •  càng = kaki
  •  càng = hidup
  •  cɔn = ikat
  •  cɔng = bakar
  •  cɛˀ = makan
  •  cɛ̀a pang = laba-laba
  •  cɜ̀k = tali
  •  cəmùˀ = nama
  •  chak ɲòn = dekat
  •  chɒt = mati
  •  chɔh = ludah
  •  chɔp = pikir
  •  chəlɔˀ = kapan?
  •  chɜng = bau
  •  chim = darah
  •  choa = rumput
  •  coa = kutu
  •  còing = jahit
  •  cùt = tulang
  •  daik = air
  •  daik mìt = kuning
  •  dɒp = kepala
  •  dap dao = hijau
  •  dɔn = sempit
  •  dɜ = peras
  •  deh = dia
  •  dɜk = basah
  •  doa = dalam, di dalam
  •  dot = kecil
  •  duh = tumbuh
  •  əhmo = di bawah
  •  əlɒ = mana?
  •  ətao = di atas
  •  hài = kunyah
  •  hɒm = kata, bilang
  •  hɔeˀ = rumah
  •  həap = menguap
  •  həcɒt = bunuh
  •  həcem = burung
  •  həcòˀ = duduk
  •  hədoa = dalam, di dalam
  •  həkɜ̀ = guntur
  •  həket = merah
  •  həlɒ = bagaimana?
  •  həmai = telur
  •  həmɜk = mengalahkan
  •  həmit = nyamuk
  •  hənɛk = mengalahkan
  •  həpɛk həlɛng = tusuk
  •  həram = debu
  •  hətaˀ = ekor
  •  hətah = belok
  •  hətao = berdiri
  •  hətaoˀ = bulan
  •  hətɔe = pasir
  •  hətɔm = malam
  •  hətom = jatuh
  •  hətòn = sembunyi
  •  həwɛ̀ˀ = malu
  •  hla = danau
  •  hlaˀ = daun
  •  hloa = luas
  •  hloing = tidur
  •  hnam = kulit
  •  hnam = tahun
  •  hnɔng = bintang
  •  hneang = sayap
  •  hnòk = besar
  •  hòa = jauh
  •  hwò = aliran
  •  kaˀ = ikan
  •  kɒ = dan
  •  kɒh = putih
  •  kao = bunga
  •  kɔˀ = leher
  •  kɔh = kering
  •  keak = tajam
  •  kəcɔk = hitam
  •  kɛ̀h = kata, bilang
  •  kəlì = petir
  •  kɜ̀m = hangat
  •  kəmɔe = atap
  •  kəmɔeˀ = baru
  •  kəmot = rumput
  •  kəmot = api
  •  kənɔh = lain
  •  kənoing = jarum
  •  kəpɔˀ = mimpi
  •  kərɜ̀ˀ = nangis
  •  kətɒ = berdiri
  •  kətaik = lidah
  •  kətɒp = kabut
  •  kəto = telinga
  •  khɒh = baik
  •  khai = menggali
  •  kìˀ = sakit
  •  kit = gigit
  •  klat = muntah
  •  klɔh = lempar
  •  klɔing = lemak / minyak
  •  klɔt = mencuri
  •  klèˀ = pendek
  •  klɜ = anjing
  •  klɜng = datang
  •  klòing = panjang
  •  klon = kerja
  •  kòk = dingin
  •  kon = anak
  •  kràng = tertawa
  •  kraoh = laki-laki
  •  kraoh = suami
  •  krɔe = tipis
  •  krɔt = usus
  •  krɜ̀h = hati
  •  krɜ̀p = hutan
  •  kut = potong
  •  kwaik = berjalan kaki
  •  kwàn = mendaki
  •  kwàt = garuk
  •  kwɛ̀ˀ = menghindar
  •  lèˀ = kayu
  •  mɔˀ = batu
  •  mɛ̀ˀ = ayah
  •  mìˀ = ibu
  •  mòˀ = apa?
  •  mòing = dengar
  •  mòt = mata
  •  mòt pròa = awan
  •  mùh = hidung
  •  nah = bahu
  •  naing = cabang
  •  ɲàt = lihat
  •  nɔˀ = ini
  •  nɔeˀ = tikus
  •  ɲɛ̀h = mereka
  •  ɲɛ̀h-kòh = siapa?
  •  ngɛ̀ak = gigi
  •  ngoa = hari
  •  nìh = orang / manusia
  •  oa = saya
  •  op = sembunyi
  •  pai = kiri
  •  paik = membagi
  •  paing = mulut
  •  pak = tiup
  •  paoˀ = bengkak
  •  pɔ = terbang
  •  pɔk = buka
  •  pɔn = tembak
  •  pɔp = kotor
  •  pɛ̀ak ròp = berburu
  •  pèh = kau
  •  pɜng = kanan
  •  pɜ̀ng = perut
  •  pəreˀ = buruk, jahat
  •  pərom = kering
  •  pərùn = cacing (cacing tanah)
  •  pətɔing = abu
  •  phɔik = takut
  •  phyun = daging
  •  poi = kita
  •  prɛ̀a = perempuan
  •  prɛ̀a = istri
  •  pròa = hujan
  •  pùˀ = putih
  •  pyùˀ = tua
  •  ràn = beli
  •  rɜ̀h = akar
  •  rɜ̀h = hitung
  •  ròp = pegang
  •  rùi = pilih
  •  sɒm = semua
  •  sàng = berat
  •  sɔt = buah
  •  sɜng = minum
  •  sok = rambut
  •  sok = bulu
  •  sòt = hisap
  •  sùm = ular
  •  taˀ = ayah
  •  tɒ = tanam
  •  tɒm = tebal
  •  tɔeˀ = bumi / tanah
  •  tɔh = susu, payudara
  •  teˀ = bahwa
  •  tɜ̀ = jalan / jalur
  •  tɛ̀h = benar
  •  tɛk = pukul
  •  təkah = langit
  •  tɛm = tahu
  •  təngèt = peras
  •  thɒˀ = lempar
  •  toa = tangan
  •  toik = baring
  •  tom = masak
  •  tòm = jatuh
  •  ui = busuk
  •  yɛ̀ak = rokok
  •  yɜ̀m = bernafas

bilangan:
  •  mòa = satu
  •  ba = dua
  •  pɔeˀ = tiga
  •  pɔn = empat
  •  məsɔn = lima
  •  kərao = enam
  •  həpɔh = tujuh
  •  həcam = delapan
  •  həcit = sembilan
  •  cɔh = sepuluh
  •  ? = duapuluh
  •  ? = limapuluh
  •  klɔm = seratus
  •  ngìm = seribu

sumber:
  • philippinepost.blogspot.com
  • language.psy.auckland.ac.nz
  • ethnologue.com/language/mzq
  • wikipedia
  • dan sumber lain

More...